MAKALAH KEPERAWATAN TERMINAL dan BANTUAN TERHADAP KELUARGA PASIEN TERMINAL






“PANDANGAN AGAMA TERHADAP PERAWATAN TERMINAL DAN BANTUAN TERHADAP KELUARGA PASIEN TERMINAL ”

 

Dosen Pembimbing :
Abdul Hamdah, M.Ag

Muhammad Sahri (1501200083)
Diana Rokhmatul Laily Hadi (1501200081)
Khoirunnisa Enggar Kusuma (1501200082)


POLTEKKES KEMENKES MALANG
D-III KEPERAWATAN  LAWANG
 Jl. A.Yani, Lawang, Kabupaten Malang, Telpon (0341) 427487
2015








KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang maha Esa karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Keperawatan Terhadap Pasien Terminal dan Membatu Keluarga Pasien Terminal” Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas Agama dan dapat juga dijadikan pedoman untuk kalangan masyarakat.
Terima kasih tak lupa kami ucapkan kepada dosen pembimbing kami yaitu Pak Abdul Hannan, M.Ag. Serta kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini,sehingga makalah ini dapat terselesaikan sesuai rencana.
Dengan ini kami mohon saran dan kritikannya atas kurang lebihnya makalah ini. Semoga bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Penulis










DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR                                                                                 i
DAFTAR ISI                                                                                                 ii
BAB I PENDAHULUAN                                                                            1
1.1. LATAR BELAKANG                                                                1
1.3  RUMUSAN MASALAH                                                                       2
1.2. TUJUAN                                                                                     3
1.3. RUANG LINGKUP MATERI                                                   4
BAB II DASAR TEORI                                                                              5
BAB III PEMBAHASAN                                                                            6
3.1. PENGERTIAN                                                                           6
3.2. TUJUAN                                                                                     6
3.3. INDIKASI                                                                                  7
3.4.
TAHAPAN MENJELANG AJAL                                             7
3.5. TANDA-TANDA KEMATIAN                                                 11
3.6. PERAWATAN JENAZAH                                                        14
3.7. BANTUAN KELUARGA PASIEN TERMINAL                    15
BAB IV PENUTUP                                                                                      17
4.1. KESIMPULAN                                                                           17
4.2. KRITIK DAN SARAN                                                              18
DAFTAR PUSTAKA                                                                                  19












BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Hidup adalah serangkaian kehilangan dan pencapaian. Kehilangan dan kematian adalah peristiwa dari pengalaman manusia yang bersifat universal dan unik secara individual. Seorang anak yang mulai berjalan mencapai kemandiriannya dengan mobilitas. Seorang lansia dengan perubahan visual dan pendengaran mungkin kehilangan keterandalan dirinya.
Kematian suatu bagian kehidupan yang tak dapat dihindari dan bagian yang paling sulit untuk diterima. Setiap orang meninggal dengan unit dan oleh karena itu harus dirawat secara intensif, karena itu perawat harus mengembangkan dan mempertahankan hubungan kebutuhan perseptif positif dengan pasien dan keluarga yang akan memungkinkan pasien meninggal dalam keadaan nyaman dan dengan terhormat.
Kematian dapat merupakan suatu pengalaman yang luar biasa sehingga dapat mempengaruhi seseorang menjelang ajal dan keluarga, teman, dan pemberi asuhan mereka. Cara seseorang meninggal mencerminkan gaya kehidupan orang tersebut, latar budaya keluarga, keyakinan, dan sikap tentang kehidupan dan kematian.







1.2 RUMUSAN MASALAH
1.      Apa itu Keadaan terminal  itu ?
2.      Apa Tujuan utama perawatan terminal itu ?
3.      Bagaimana perawatan terminal itu ?
4.      Apa saja bantuan terhadap keluarga pasien terminal ?
























1.3  TUJUAN
Penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan dan diharapkan bermanfaat bagi kita semua. .
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penulisan makalah ini ditujukan untuk :
1.      Untuk mengetahui apa definisi perawatan terminal.
2.      Untuk mengetahui tujuan perawatan terminal.
3.      Untuk mengetahui cara perawatan terminal.
4.      Untuk mengetahui bantuan yang diperuntukkan kepada keluarga pasien termnal.














1.4  RUANG LINGKUP MATERI
Penulisan makalah ini mencakup tahapan menjelang ajal atau kematian, tanda-tanda kematian, cara merawat jenazah, asuhan keperawatan menjelang ajal dan kematian, etika dalam bersikap kepada pasien sekarat dan keluarganya.
           
           
















BAB II
DASAR TEORI
Katakanlah, “Sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, ia pasti menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Al-Jumuah: 8)















BAB III
PEMBAHASAN
3.1  PENGERTIAN
Keadaan terminal adalah suatu keadaan sakit di mana menurut akal sehat tidak ada harapan lagi bagi si sakit untuk sembuh. Keadaan sakit itu dapat disebabkan oleh suatu penyakit atau suatu kecelakaan.

3.2  TUJUAN
Ketika tidak mungkin untuk mencegah pasien meninggal, dan perawatan medis tidak mungkin lagi atau tidak lagi bermanfaat, perawat memberikan perawatan penunjang pada pasien dan keluarga. Tujuan utama perawatan ini adalah untuk :
Ø  Mempertahankan pasien nyaman dan bebas nyeri
Ø  Membuat hari-hari akhir pasien sebaik mungkin untuk pasien maupun keluarga, dengan sedikit mungkin penderitaan
Ø  Membantu pasien meninggal dengan damai
Ø  Memberikan kenyamanan bagi keluarga

Penting bagi perawat yang merawat pasien menjelang ajal menyadari perasaan merekan sendiri tentang kematian dan tentang pasien mereka. Sulit untuk melihat orang yang telah anda rawat meninggal. Khususnya sulit bila anak atau orang muda yang meninggal. Maka dari itu kita sebgai perawat perlu saling memberi kenyamanan dan mendukung dalam perawatan terhadap orang menjelang ajal.



3.3    INDIKASI
Perawatan terminal ditujukan bagi pasien-pasien sekarat, yang semakin mendekati ajal atau kematian, yang secara logis tidak akan sembuh.
Sekarat (dying) merupakan suatu kondisi pasien saat sedang menghadapi kematian, yang memiliki berbagi hal dan harapan tertentu untuk meninggal. Kematian secara klinis merupakan kondisi terhentinya pernapasan, nadi, dan tekanan darah serta hilangnya respon terhadap stimulus eksternal, ditandai dengan aktivitas listrik otak terhenti. Dengan perkataan lain, kematian merupakan kondisi terhentinya fungsi jantung, paru-paru, dan kerja otak secara menetap. Sekarat dan kematian memiliki proses atau tahapan yang sama seperti pada kehilangan dan berduka. Tahapan tersebut sesuai dengan tahapan Kubler-Ross, yaitu diawali dengan penolakan, kemarahan, tawar-menawar, depresi dan penerimaan.

3.4 TAHAPAN MENJELANG AJAL
Elisabeth Kubler-Ross, seorang ahli kejiwaan dari Amerika, menjelaskan secara mendalam respon individu dalam menghadapi kematian. Secara umum ia membedakan respon tersebut menjadi lima fase, yaitu penyangkalan dan isolasi, marah, tawar-menawar, depresi dan penerimaan. Berdasarkan pandangannya, Kubler-Ross menyatakan bahwa respon tersebut.
• Tidak selamanya berurutan secara tetap
• Dapat tumang tindih
• Lama tiap tahap bervariasi
• Perlu perhatian perawat secara penuh dan cermat.
Ada lima fase menjelang kematian menurut Kubler-Ross:
1.       Penyangkalan dan isolasi. Karakteristiknya antara lain:
Ø  Menunjukkan reaksi penyangkalan secara verbal, “ tidak, bukan saya. Itu tidak mungkin.”
Ø  Secara tidak langsung pasien ingin mengatakan bahwa maut menimpa semua orang kecuali dia.
Ø  Merepresi kenyataan
Ø  Mengisolasi diri dari kenyataan
Ø  Tidak memperhatikan fakta-fakta yang dijelaskan padanya.
Ø   Mensupresi kenyataan
Ø  Meminta penguatan dari orang lain untuk penolakannya
Ø  Gelisah dan cemas
Tugas perawat pada tahap ini adalah:
·         Membina hubungan saling percaya
·         Memberikan kesempatan pada klien untuk mengekspresikan dirinya
·         Melakukan dialog di saat klien siap, dan menghentikannya ketika klien tidak mampu menghadapi kenyataan
·         Mendengarkan klien dengan penuh perhatian

2.   Marah, karakteristiknya antara lain:
Ø  Mengekspresikan kemarahan dan permusuhan.
Ø  Menunjukkan kemarahan, kebencian, perasaan gusar, dan cemburu.
Ø  Emosi tidak terkendali.
Ø  Apapun yang dilihat atau dirasa akan menimbulkan keluhan pada diri individu.
Ø  Menyalahkan takdir
Ø  Kemungkinan akan mencela setiap orang dan segala hal yang berlaku.
Tugas perawat adalah:
Ø  Menerima kondisi klien.
Ø  Berhati-hati dalam memberikan penilaian, mengenali kemarahan dan emosi yang tidak terkendali.
Ø  Membiarkan klien mengungkapkan kemarahannya.
Ø   Menjaga agar tidak terjadi kemarahan dekstruktif dan melibatkan keluarga.

3.   Tawar-menawar. Karakteristiknya antara lain:
Ø  Kemarahan mulai mereda
Ø  Melakukan tawar-menawar/barter, misalnya untuk menunda kematian.
Ø  Mempunyai harapan dan keinginan
Ø  Terkesan sudah menerima kenyataan
Ø  Berjanji pada tuhan untuk menjadi manusia yang lebih baik
Ø  Cenderung membereskan segala urusan
Ø  Tugas perawat adalah: sedapat mungkin berupaya agar keinginan klien terpenuhi

4.  Depresi. Karakteristiknya antara lain:
Ø  Mengalami proses berkabung karena dulu ditinggalkan dan sekarang akan kehilangan nyawa sendiri.
Ø  Cenderung tidak banyak bicara, sering menangis.
Ø  Klien berada pada proses kehilangan segala hal yang ia cintai.
Tugas perawat adalah:
·         Duduk tenang disamping klien.
·          Memberi klien kesempatan untuk mengungkapkan perasaanya.
·         Tidak terus-menerus memaksa klien melihat sisi terang suatu keadaan.
·         Memberi dukungan dan perhatian pada klien (misalnya, sentuhan tangan dan usapan pada rambut).

5. Penerimaan. Karakteristiknya antara lain:
Ø   Mampu menerima kenyataan
Ø    Merasakan kedamaian dan ketenangan.
Ø   Respon verbal “ biarlah maut cepat mengambilku, karena aku sudah siap.”
Ø   Merenungkan saat-saat akhir dengan pengharapan tertentu.
Ø   Sering merasa lelah dan memerlukan tidur lebih banyak.
Ø   Tahap ini bukan tahap yang bahagia, namun lebih mirip perasaan yang hampa

Tugas perawat adalah:
·         Mendampingi klien
·         Menenangkan klien dan meyakinkannya bahwa Anda akan mendampinginya sampai akhir.
·         Membiarkan klien mengetahui perihal yang terjadi pada dirinya.
Upaya yang dapat perawat lakukan ketika klien melalui kelima tahap tersebut adalah menjadi katalisator agar klien dapat mencapai tahap akhir. Upaya tersebut antara lain dilakukan dengan mengenali dan memenuhi kebutuhan klien, mendorong dan memberikan klien kesempatan untuk berbicara dan mengungkapkan emosinya secara bebas, selalu siap membantu klien, dan menghormati perilaku klien.
Dampak sakit Penyakit yang diderita klien dapat berdampak khusus pada klien maupun keluarga.

Klien
ü  Menderita sampai saat kematian tiba; memerlukan bantuan dan dukungan dalam melewati masa-masa tersebut.
ü  Memutuskan perawatan yang akan dijalani
ü  Mendapatkan dukungan untuk setiap keputusan yang diambilnya. Dengan kata lain ada kecenderungan keluarga untuk memenuhi semua keinginannya.
Keluarga
ü  Berpartisipasi aktif dalam perawatan untuk penyembuhan klien.
ü   Memperoleh dukungan dan perhatian selama proses berduka.
ü  Pandangan tentang kematian. Seiring waktu, pandangan masyarakat tentang kematian telah mengalami perubahan. Dahulu kematian cenderung dianggap sebagai hal yang menakutkan dan tabu. Kini, kematian telah dipandang sebagai hal yang wajar dan merupakan proses normal kehidupan.

Dulu
ü  Tragis dan memilukan
ü   Tabu untuk dibicarakan
ü   Menimbulkan sindrom kesedihan dan ketakutan
ü  Selamanya tidak disukai.
ü  Anak-anak tidak perlu mengetahui
 Timbul karena perilaku buruk, pertengkaran, pembalasan, dan hukuman.
Sekarang
ü   Menjadi hal yang patut dibicarakan.
ü  Harus disertai dengan “niyahah”.
ü  Merupakan prose salami kehidupan
ü   Tidak menakutkan
ü  Lebih rasional dan bijak dalam menghadapinya.
ü   Merupakan proses yang progresif.
ü  Sesuatu yang harus dihadapi

3.5  TANDA-TANDA KEMATIAN
Tanda-tanda kematian terbagi dalam tiga tahap, yakni menjelang kematian,saat kematian, dan setelah kematian.
1. Mendekati kematian. Tanda-tanda fisik menjelang kematian meliputi:
a.       Penurunan tonus otot
o   Gerakan ekstremitas berangsur-angsur menghilang, khususnya pada kaki dan ujung kaki
o   Sulit berbicara
o    Tubuh semakin melemah
o   Aktivitas saluran pencernaan menurun sehingga perut membuncit
o   Otot rahang dan muka mengendur
o    Rahang bawah cenderung turun
o    Sulit menelan, refleks gerakan menurun
o   Mata sedikit terbuka
b. Sirkulasi melemah
o   Suhu tubuh pasien tinggi, tetapi kaki, tangan, dan ujung hidung pasien terasa dingin dan lembap
o   Kulit ekstremitas dan ujung hidung tampak kebiruan, kelabu, atau pucat
o   Nadi mulai tidak teratur, lemah dan cepat
o   Tekanan darah menurun
o   Peredaran darah perifer terhenti
c. Kegagalan fungsi sensorik
o   Sensasi nyeri menurun atau hilang
o   Pandangan mata kabur/berkabut
o   Kemampuan indera berangsur-angsur menurun
o   Sensasi panas, lapar, dingin dan tajam menurun
d. Penurunan /kegagalan fungsi pernapasan
o   Mengorok (death rattle)/ bunyi napas terdengar kasar
o   Pernapasan tidak teratur dan berlangsung melalui mulut
o   Pernapasan Cheyne Stokes
2.      Saat kematian
a)      Terhentinya pernapasan, nadi, tekanan darah, dan fungsi otak (tidak berfungsinya paru, jantung dan otak)
b)      Hilangnya respon terhadap stimulus eksternal
c)      Hilangnya kontrol atas sfingter kandung kemih dan rectum (inkontinensia) akibat peredaran darah yang terhambat; kaki dan ujung hidung menjadi dingin.
d)     Hilangnya kemampuan pancaindera; hanya indera pendengaran yang paling lama dapat berfungsi
e)      Adanya garis datar pada mesin elektroensefalografi menunjukkan terhentinya aktivitas listrik otak untuk penilaian pasti suatu kematian.

3. Setelah kematian. Fase ini ditandai dengan:
a. Livor mortis (lebam mayat)
Merupakan bercak merah-ungu(livide) pada bagian terbawah tubuh karena penumpukan eritrosit pada lokasi terenda akibat pengaruh gravitasi, kecuali bagian tubuh ynang tertekan alas keras. Mulai tampak 20-30 menit pascamati, makin lama makin luas dan lengkap, akhirnya menetap setelah 8-12 jam.

b. Rigor mortis (kaku mayat)
Terjadi bila cadangan glikogen dalam otot habis maka energy tidak terbentuk dan aktin-miosin menggumpal sehingga otot menjadi kaku. Pemeriksaan kaku mayat dilakukan pada persendian, mulai tampak 2 jam setelah mati klinis, arahnya sentripetal(dari luar ke dalam), menjadi lengkap dalam 12 jam, dipertahankan selama 12 jam, kemudian menghilang sesuai urutan terbentuknya. 7
Faktor yang mempercepat terjadinya kaku mayat diantaranya aktivitas fisik prakematian, suhu tubuh yang tinggi, tubuh kurus, suhu lingkungan tinggi. Kaku mayat merupakan tanda pasti kematian dan dapat digunakan untuk menentukan saat kematian.

c. Algor mortis (penurunan suhu tubuh)
Terjadi karena proses pemindahan panas dari tubuh yang panas ke lingkungan yang lebih dingin dengan cara radiasi, konduksi, evaporasi, dan konveksi. Penurunan suhu tubuh lebih cepat terjadi pada suhu sekeliling yang rendah, lingkungan berangin dengan kelembaban rendah, tubuh kurus, posisi telentang, tidak berpakaian/tipis, umumnya orang tua dan anak kecil. Berguna untuk penghitungan saat kematian.

d. Dekomposisi (pembusukan)
Merupakan proses degradasi jaringan akibat autolysis dan kerja bakteri. Pembusukan mulai tampak kira-kira 24 jam pascamati berupa perubahan warna kehijauan pada perut kanan bawah yang secara bertahap menyebar ke seluruh perut dan dada, menyertai terciumnya bau busuk. Pembuluh darah bawah kulit akan melebar, hijau kehitaman, kemudian kulit ari terkelupas/menggelembung, lama-lama gas menyebabkan pembengkakan tubuh menyeluruh, terutama pada jaringan longgar. Rambut dan kuku mudah dicabut, seluruh wajah membengkak warna ungu kehijauan. Kira-kira 36-48 jam pascamati akan dijumpai larva lalat.

e. Adiposera (lilin mayat)
Adalah perubahan postmortem berupa terbentuknya bahan yang berwarna keputihah, lunak, atau berminyak, berbau tengik dalam jaringan lunak tubuh pascamati. Terbebtuk di sembarang lemak tubuh, tetapi lemak superficial yang pertama kali terkena. Adiposera akan membuat tubuh utuh hingga bertahun-tahun sehingga identifikasi mayat dan luka masih dapat dilakukan lama setelah kematian.

f. Mumifikasi
Proses penguapan cairan atau dehidrasi jaringan yang cukup cepat sehingga terjadi pengeringan jaringan yang selanjutnya dapat menghentikan pembusukan. Jaringan berubah menjadi keras dan kering, keriput, gelap, dan tidak membusuk. Terjadi pada suhu hangat, kelembaban rendah, aliran udara yang baik, tubuh yang dehidrasi dan waktu yang lama (12-14) minggu.

3.6. PERAWATAN JENAZAH
a)      Tempatkan dan atur jenazah pada posisi anatomis.
b)      Singkirkan pakaian.
c)      Lepaskan semua alat kesehatan.
d)     Bersihkan tubuh dari noda dan kotoran.
e)      Tempatkan kedua tangan jenazah di atas abdomen dan ikat pergelangannya (bergantung dari kepercayaan atau agama)
f)       Tempatkan satu bantal di bawah kepala.
g)      Tutup kelopak mata, jika tidak ada tutup, bisa menggunakan kapas basah.
h)      Katupkan rahang atau mulut, kemudian ikat dan letakkan gulungan handuk di bawah dagu.
i)        Letakkan alas di bawah glutea.
j)        Tutup sampai sebatas bahu, kepala ditutup demgan kain tipis.
k)      Catat semua milik pasien dan berikan pada keluarga.
l)        Beri kartu atau tanda pengenal.
m)    Bungkus jenazah dengan kain panjang.
ü  Perawatan Jenazah yang akan Diotopsi
1. Ikuti prosedur rumah sakit dan jangan lepas alat kesehatan.
2. Beri label pada pembungkus jenazah.
3. Beri label pada alat protesis yang digunakan.
4. Tempatkan jenazah pada lemari pendingin.
ü  Perawatan terhadap keluarga
1. Dengarkan ekspresi keluarga
2. Beri kesempatan keluarga untuk bersama dengan jenazah beberapa saat.
3. Siapkan ruangan khusus untun berduka.
4. Bantu keluarga untuk membuat keputusan dan perencanaan pada jenazah.
5. Beri dukungan jika terjadi disfungsi berduka.

3.5 BANTUAN TERHADAP KELUARGA PASIEN TERMINAL
      Saat memberikan informasi diagnosis terhadap keluarga pasien terminal seorang dokter atau perawat harus memberikannya secara hati-hati dan perlahan agar tidak mengguncang keluarga pasien
      Menghibur seta memberi pengertian terhadap keluarga pasien
      Banyak memberikan waktu keluarga terhadap pasien terminal
      Menekan kesedihan keluarga pasien dengan banyak beribadah kepada Allah SWT
      Menyerahkan semua atau bertawakal terhadap Allah SWT
      Mendekatkan diri kepada Allah SWT
      Berusaha untuk tegar dan kuat didepan pasien terminal
















BAB IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
Keadaan terminal adalah suatu keadaan sakit di mana menurut akal sehat tidak ada harapan lagi bagi si sakit untuk sembuh. Keadaan sakit itu dapat disebabkan oleh suatu penyakit atau suatu kecelakaan.
Tujuan utama perawatan ini adalah untuk :
• Mempertahankan pasien nyaman dan bebas nyeri
• Membuat hari-hari akhir pasien sebaik mungkin untuk pasien maupun keluarga, dengan sedikit mungkin penderitaan
• Membantu pasien meninggal dengan damai
• Memberikan kenyamanan bagi keluarga
Perawatan terminal ditujukan bagi pasien-pasien sekarat, yang semakin mendekati ajal atau kematian, yang secara logis tidak akan sembuh.










4.2.KRITIK dan SARAN
Dalam pengerjaan makalah ini, kami sangat bersyukur karena telah dibimbing dengan sangat baik, namun agar lebih efektif, kiranya diberikan waktu yang lebih efisien sehingga diperoleh hasil yang lebih memuaskan.


















DAFTAR PUSTAKA
Anshul. 2008. Perawatan Pasien Sekarat. In www.sweetadvice02.blogspot.com. Last Update 20 Oktober 2009 Diposkan oleh Mustamin Smafy di 19.56 (diakses, 20 Maret 2014)

Erik. 2009. Konsep Pasien Terminal. in www.erik-acver-qincai.blogspot.com. Lats Update 20 Oktober 2009

Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Ed. 3, cet.1 Jilid 2.
Jakarta: Media Aesculapius

Mubarak, Wahid Iqbal dan Chayatin, Nurul. 2007. Buku Ajar KDM
Teori dan Aplikasi. Jakarta: EGC

Porter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Vol 1. Jakarta: EGC

Tucker, Susan Martin dkk.1998. Standar Perawatan Pasien. Jakarta: EGC

Wahyuningsih dan Subekti. 2005. Pedoman Perawatan Pasien. Jakarta: EGC
















 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERTOLONGAN PERTAMA PADA BERBAGAI KONDISI (AIR PANAS, MINYAK PANAS, DIGIGIT ULAR, ASMA, KEJANG, VERTIGO, KNALPOT, DLL)